Tak adil rasanya
jika kita membahas tentang jenis – jenis jersey, jika kita tak tahu apa itu
jersey dana pa makna dari jersey tersebut. Nah oleh karena itu, Young Boys
jersey akan membahas tentang jersey, selamat membaca.
Jersey, untuk
penggemar sepakbola kata “jersey” mungkin sudah tak terasa asing di telinga,
karena jersey merupakan suatu ciri dan kebangaan serta bukti bahwa penggila
bola tersebut “memuja” dan mendukung klub kesayangannya. Tulisan ini sendiri
terinspirasi dari penglihatan saya serta obrolan di antara kawan-kawan saya
tentang “Wabah” jersey sebagai “mazhab” baru berpakaian (khususnya di kalangan
kaum remaja). Ini terkait dengan bagaimana sepakbola di negeri kita seakan
sudah menjadi olahraga ”primer” (walaupun timnas dan organisasi sepakbola kita
masih stagnan), namun peran media dalam menyiarkan pertandingan dari liga kelas
dunia menjadi “berkah” bagi fans sepakbola yang menyaksikan tayangan tersebut.
Seperti yang
dijalskan sekilas pada paraghraph di atas jika “Jersey” biasa diartikan sebagai
seragam/ kostum dari sebuah klub dan tim nasional sepakbola. Dalam sepakbola
jersey merupakan salah satu syarat wajib dalam olahraga ini sebagai pertanda
sebuah klub. Jersey sendiri biasanya dikaitkan dengan sejarah atau filosofi
sebuah tim sepakbola, Kita ambil contoh jersey AC Milan yang mempunyai filosofi
IRossoneri (Merah-hitam).
Jersey, untuk
penggemar sepakbola kata “jersey” mungkin sudah tak terasa asing di telinga,
karena jersey merupakan suatu ciri dan kebangaan serta bukti bahwa penggila
bola tersebut “memuja” dan mendukung klub kesayangannya. Tulisan ini sendiri
terinspirasi dari penglihatan saya serta obrolan di antara kawan-kawan saya
tentang “Wabah” jersey sebagai “mazhab” baru berpakaian (khususnya di kalangan
kaum remaja). Ini terkait dengan bagaimana sepakbola di negeri kita seakan
sudah menjadi olahraga ”primer” (walaupun timnas dan organisasi sepakbola kita
masih stagnan), namun peran media dalam menyiarkan pertandingan dari liga kelas
dunia menjadi “berkah” bagi fans sepakbola yang menyaksikan tayangan tersebut.
Seperti yang dijelaskan
sekilas pada paraghraph di atas jika “Jersey” biasa diartikan sebagai seragam/
kostum dari sebuah klub dan tim nasional sepakbola. Dalam sepakbola jersey
merupakan salah satu syarat wajib dalam olahraga ini sebagai pertanda sebuah
klub. Jersey sendiri biasanya dikaitkan dengan sejarah atau filosofi sebuah tim
sepakbola, Kita ambil contoh jersey AC Milan yang mempunyai filosofi I
Rossoneri (Merah-hitam) . Herbert Kilpin pernah berujar “ Warna Kami akan
merah, seperti setan dan Hitam, yang menebar ketakutan pada lawan-lawan kami”
secara ringkas bisa diartikan jika warna Merah-Hitam pada jersey AC Milan
adalah “Setan yang menakutkan” tentu filosofi bukan berarti AC Milan sebuah
klub pemuja “Satanic” (pemuja setan) namun lebih sebagai “identitas” untuk
menjatuhkan mental lawan yang menghadapi mereka.Dari ringkasan diatas bisa kita
lihat bahwa warna jersey sebenarnya amat terkait dengan kesan (image) yang
ingin yang di tunjukkan oleh suatu tim sepakbola.
Makna
Jersey Kini : Antara Identitas Fans Sepakbola dan Fashion
Jersey sebagai identitas
fans bisa dibilang menjadi identitas yang kuat bagi fans agar dikenali baik itu
oleh komunitasnya sendiri maupun “komunitas lawan” . gejala semacam ini memang
telah terjadi sejak lama. Beberapa Fenomena jelas mengambarkan jika jersey bisa
jadi lambang kebangaan, kerusuhan,sentiment, hingga kematian. Kisah kota
Glascow di skotlandia adalah salah satu fenomena paling sahih betapa sakralnya
sebuah jersey buah dari perseteruan dua klub Glascow celtic dan Glascow
Ranger.. bahkan saya juga pernah membaca kisah seorang fans yang di tilang
hanya karena fans tersebut merupakan fans Milan yang notabene berlawanan dengan
klub kebangaan polisi yang menilangnya (Inter Milan). dari kisah-kisah tersebut
bisa dibilang betapa jersey menjadi sebuah barang yang “sakral” bagi seorang
fans sepakbola.
Namun seiring kini
fenomena jersey sebagai fashion juga ini juga bisa menjadi sebuah pertanda jika
kini sepakbola sudah milik “semua kalangan” tanpa memandang kelas social, ras,
bahkan gender, seragam/kostum sepakbola kini tak hanya sebagai identitas
kalangan terbatas (red: pendukung suatu klub/Timnas tertentu) tetapi juga demi
kepentingan “fashion” di kalangan masyarakat. Hal ini menurut saya ditandai
dengan munculnya jersey “khusus” wanita, karena tak seperti awal munculnya
olahraga sepakbola dan jersey itu sendiri, jersey feminin begitu kuat guna
menasbihkan sepakbola sebagai “olahraga untuk semua” . mengapa contohnya
perempuan karena bagi saya sendiri perempuan adalah “symbol” dari sebuah
fashion walau tidak di pungkiri pada saat sekarang pria pun bisa menjadi
“kiblat”, hal ini bisa dilihat dari banyaknya atlit sepakbola yang menjadi
Model untuk jersey klubnya. Dengan lahirnya fenomena “Jersey sebagai Fashion”
maka jangan heran pula jika kita menemui orang yang memakai jersey di
tempat-tempat yang sebenarnya tidak terkait dengan sepakbola (stadion, base
camp fans club) tetapi kini jersey juga dapat kita temui di kampus, jalan umum,
mall, bahkan klub malam. Kita juga tak perlu heran jika yang pengguna jersey
tak terlalu tahu tentang “makna” (filosofi klub, sejarah, bahkan pemain) dari
jersey tersebut.
Sebagai contoh
konkrit penulis akan menuliskan tweet seorang teman wanita penulis, tweet itu
sendiri berbunyi “ga ngerti sepakbola..ga terlalu juga suka juga nonton
bola..tp pengen punya jersey! Kira2 baju yang bagus club apa ya?” dari
isi twit tersebut secara gamblang dapat dilihat jika teman wanita penulis
tersebut, mempunyai posisi hanya sebagai “pembeli jersey” dengan design yang
cocok untuk dirinya. ini berarti teman wanita penulis tersebut bukan membeli
jersey guna memenuhi identitasnya sebagai fans satu klub sepakbola melainkan
menyalurkan “hasrat fashion” nya tanpa memperdulikan aspek sejarah, dan
prestasi. Hal terbalik terjadi ketika obrolan santai penulis dengan teman
prianya yang berusaha mencari jersey khusus klub kesayangannya (inter Milan)
yang dikeluarkan pada ultah inter yang ke-100 tahun.
Semoga
bermanfaat guys, “Keep Calm, Love Football and Say No to Racism”. Salam
Olahraga
No comments:
Post a Comment